Kamis, 03 Desember 2015

Takdir

Cerita ini dimulai ketika aku masih remaja. Remaja yang cenderung biasa saja, dan seakan tak peduli dengan orang di sekitarnya. Aku pernah mencintai tapi... ya mungkin hanya hati yang bekerja tetapi tidak dengan lidah. Aku tak mengerti kenapa lidah tak berani berkata ketika aku berusaha untuk mengungkapkannya. Mengungkapkan satu kalimat yang sederhana. "Aku Mencintaimu".

Bisa dibilang kau adalah cinta pertamaku. Karena tak ada satupun orang yang bisa membuatku selalu ingin melangkah, satu langkah lebih dekat kearahmu. Tapi ternyata cinta tak semudah itu. Terkadang cinta itu membuatku kebingungan, membuatku sedih, dan membuatku takut. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu. Aku mulai menutup hatiku dan bilang "Aku Tak Pernah Mencintaimu".

Sampai akhirnya pun tiba saatnya kau dan aku akan terpisah. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Seterlambatnya aku menyadari bahwa kamulah satu-satunya orang yang selalu menempati ruang kecil dihatiku. 

Kamu pun menghilang. Menghilang bersama kenangan-kenangan yang akupun tak tau harus dimana aku menempatinya. Kenangan indah kah atau malah kenangan yang menyedihkan? 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tahun-tahun pun berlalu dengan cepatnya. Aku telah tumbuh dewasa. Menjadi seorang perempuan yang ceria, blak-blakan dan selalu bisa membuat sahabatku tertawa. Berubah, aku telah berubah. Sifat masa bodoh ku seakan tenggelam dan lenyap.

Kemudian aku di takdirkan untuk jatuh cinta (lagi). Awalnya terasa sangat menyenangkan. Punya seseorang yang selalu memperhatikan ku, menasehatiku, dan mengajariku... Tapi ternyata dia jugalah yang membuat aku memahami akan pahitnya pengkhianatan. Betapa tak sopannya dia, berani membuat hati ini sakit tapi tak mengajari bagaimana cara menyembuhkannya. 

Tawa ku seakan dirampas. Kebahagiaan ku seakan terhempas.  Aku hanyalah seorang perempuan yang baru ingin melangkah mencoba mengerti arti cinta sejati. Jalan itu tak semulus yang aku perkirakan. Akhirnya aku pun terjatuh dan terluka. Sakit hati membuatku enggan untuk memulai hubungan yang baru. 

Awalnya aku sempat merasa kecewa kenapa Tuhan menciptakan hati kalau untuk dipatahin? Kata orang pelangi tidak akan pernah muncul jika tak ada hujan. Aku dengan penuh kesabaran menanti pelangi itu. Dan nyatanya penantian tidak pernah mengkhianati hasil. Aku menemukannya... pelangiku.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu malam sepulang gereja. Ya aku selalu ingat hari dimana aku menemukan mu. Terekam jelas dalam memoriku. Pelangiku dia adalah cinta pertamaku. Ya kamu, seorang laki-laki yang tak pernah berpindah walau selangkah dari ruang hatiku. Sudah 3 tahun aku tak pernah melihatmu. Aku sontak terkejut karna kamu terlihat sangat berbeda dan aku hampir tak mengenalimu.

Aku baru tersadar ketika melihat mu memakan sebuah roti. Cara makan mu yang tak asing membuat aku mengenalimu. Tak sadar aku senyum-senyum sendiri sangkan bahagianya. Aku seperti habis menggalih dan mendapatkan harta karun.

Semakin hari hubunganku dengan mu semakin dekat. Aku takut aku akan kehilanganmu untuk kedua kalinya tanpa sempat mengatakan perasaan ku yang sesungguhnya. Rasa takut kehilangan itu membuatku berani untuk menyatakannya.

Kenyataan adalah kenyataan. Cinta bertepuk sebelah tangan adalah salah satu kenyataan yang paling pahit. Walaupun begitu entah kenapa aku selalu yakin bahwa kamulah orang yang selama ini aku cari. Penolakan tidak membuatku berhenti mencintaimu. Penolakan justru membuatku mencintaimu lebih dalam.

Dengan perjuangan yang tak mudah, akhirnya kamupun menoleh kepadaku. Penantian dan kesabaran itu...ternyata tidak percuma. Aku sangat bersyukur dapat memiliki mu. Takdir ternyata memilih untuk menyatukan kita. Kata-kata yang awalnya sulit aku ungkapkan, ternyata dapat aku ucapkan kepadamu setiap hari. Iya "Aku Mencintaimu". Jangan bertanya apakah aku bosan padamu. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku telah mencintaimu sangat lama. Dan aku tak pernah bosan mencintaimu di setiap harinya. Kesetiaanku, tak perlu kau pertanyakan. Aku tak dapat berpaling darimu. Aku tak bisa sedikitpun menyakitimu. Melihatmu terluka tentu akan membuatku terluka jauh lebih dalam. :)